tes

***Toko Online Nurul Aini Aneka Herbal Menyediakan Berbagai Obat Herbal Pilihan Terbaik untuk memenuhi kebutuhan Anda Info Customer Service Contact 081365212121 ***.

Monday, February 4, 2013

Orang yang Sabar Berlebihan & Sering Menahan Marah Lebih Berisiko Kanker



Jakarta, Di dunia ini ada orang dengan kepribadian tipe C yang dicirikan punya kesabaran luar biasa dan sering menahan emosinya, terutama marah. Ternyata orang dengan kepribadian ini lebih berisiko terkena kanker.

Menurut Psikiater dan Dosen Ilmu Psikiatri di FK UKRIDA, Dr Andri,SpKJ, dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikHealth, Senin (4/2/2013), orang dengan kepribadian tipe C super sabar berlebihan dan sering selalu mengiyakan segalanya walaupun di dalam hatinya sangat bertentangan. Orang ini juga sering terlalu merasionalkan segala sesuatunya dan ingin selalu tampil baik dan sempurna di mata orang.


"Orang dengan kepribadian seperti ini tentunya sering mengalami 'kelelahan mental' sehingga mudah menjadi depresi dan merasa tidak berdaya. Dikatakan jika dikombinasikan dengan faktor risiko lain, orang dengan kepribadian tipe C akan lebih berisiko menderita kanker," tutur Dr Andri.

Pada pasien kanker sendiri bisa muncul gejala-gejala gangguan psikologis seperti kemarahan, kecemasan, depresi, dan tidak mempunyai harapan. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik maka akan memperburuk kesehatan pasien kanker. Selain itu kualitas hidup pasien akan menurun. Harapan hidup pasien yang mengalami kanker dan gangguan psikiatrik pun biasanya lebih pendek daripada yang mampu mengatasi kondisi itu.

Perasaan marah pada pasien biasanya dihubungkan dengan perasaan tidak berdaya dan tidak mampu ditolong berkaitan dengan penyakitnya. Rasa marah pada lingkungan juga muncul karena pasien frustasi dan hilangnya kemampuan mandiri.

Jika kemarahan ini dibiarkan dan tidak tertangani, maka bisa memunculkan tanda-tanda depresi. Akibatnya, pasien akan kehilangan harapan dan malas berhubungan dengan orang lain. Hal ini dicirikan dengan mengisolasi diri dari pergaulan.

Gejala depresi lainnya adalah sulit tidur dan hilangnya nafsu makan. Pada akhirnya kondisi itu menyebabkan hilangnya motivasi dalam perawatan dan rasa lelah yang berkepanjangan. Menurut Dr Andri, gejala depresi juga sering dibarengi dengan gejala-gejala kecemasan yang dirasakan pasien sebagai gejala yang berkaitan dengan peningkatan aktifitas sistem saraf otonom.

"Pasien menjadi sering mengalami jantung berdebar, sesak napas dan rasa kelelahan karena tegang yang berlebihan. Kecemasan juga sering dikaitkan dengan perasaan ketakutan akan hilangnya integrasi diri dalam artian yang paling sempit sekalipun seperti hilangnya kepercayaan diri karena memiliki tubuh yang tidak sempurna," paparnya.

Mengatasi Gangguan Psikologis Pasien Kanker

Untuk mengatasi gangguan psikologis pada pasien kanker maka perlu terapis yang mampu mengenali dengan baik gejala-gejala gangguan tersebut. Apalagi pasien kerap kali menyangkal adanya masalah dalam dirinya.

Pasien kanker perlu didukung untuk mengespresikan emosinya. Untuk itu, peran keluarga tak kalah pentingnya dalam mengatasi gangguan psikologis ini. Nah,jika pasien sedang dirawat di RS, maka yang bersangkutan bisa diikutsertakan dalam terapi kelompok bersama dengan penyandang kanker lainnya. Dengan demikian pasien kanker tidak akan merasa sendiri, kesepian, dan terisolasi.

Terapis juga harus mengadepankan kasih sayang saat memabantu pasien kanker. Pendekatan spiritual yang paling nyaman bagi pasien juga dianjurkan untuk dilakukan.

"Nyeri kanker adalah bagian dari penyakit kanker yang sering membuat penderitaan yang nyata pada pasien. Psikiater sebagai orang yang mengerti fisiologis medis akan sangat baik jika mampu ikut memberikan terapi psikologis tentang cara mekanisme adaptasi pasien terhadap nyeri kankernya," terang Dr Andri yang juga anggota The Academy of Psychosomatic Medicine ini.

No comments:

Post a Comment